Perang Saturasi Drone: Pelajaran bagi Radar dan Pertahanan Maritim Asia Tenggara

Dalam beberapa bulan terakhir, Rusia menggunakan drone serang Shahed secara masif di Ukraina dan menarik perhatian dunia. Strateginya—meluncurkan gelombang drone murah untuk menguras sistem pertahanan udara lawan—membuktikan bahwa kuantitas dapat menandingi kualitas di medan perang modern.
(Sumber: Analisis CSIS)

Bagi negara-negara Asia Tenggara, konflik ini membawa pelajaran berharga. Saat aparat pertahanan kawasan memperluas jaringan kewaspadaan maritim dan kapabilitas kontra drone, model Shahed menunjukkan bagaimana taktik saturasi berbiaya rendah dapat mengancam infrastruktur radar, komunikasi, dan sensor dalam waktu dekat.


1. Strategi di Balik Saturasi Drone Shahed

Drone tipe Shahed—setiap unit bernilai sekitar USD 20.000–50.000—tidak canggih secara individual, namun penggunaannya secara massal memaksa Ukraina menembakkan rudal dan interceptor yang jauh lebih mahal.
Sekalipun 70–80% berhasil ditembak jatuh, sisanya masih mampu mencapai target penting.

Inilah inti perang saturasi:

  • Produksi massal berbiaya rendah mengalahkan pertahanan berteknologi tinggi.
  • Titik peluncuran yang tersebar mempersulit peringatan dini.
  • Gangguan berkelanjutan menguras sumber daya dan fokus pihak bertahan.

Akibatnya bukan hanya tekanan taktis, tetapi juga kelelahan sensor dan sistem—layar radar penuh clutter, bandwidth komunikasi tersita, dan operator kewalahan.


2. Implikasi bagi Asia Tenggara

Di Indo-Pasifik, khususnya ASEAN, tantangan yang dihadapi serupa:

  • Garis pantai panjang dan porous dengan lalu lintas maritim padat.
  • Aktivitas UAV dan drone komersial yang meningkat menambah beban keamanan.
  • Anggaran terbatas membuat pengadaan interceptor mahal atau radar segala-cuaca sulit dilakukan.

Karena itu, pengalaman Shahed menekankan sejumlah prioritas bagi perencana pertahanan Asia Tenggara:

a. Fusi Multi Sensor

Mengintegrasikan radar pengawasan band X, sensor EO/IR, serta detektor RF atau akustik pasif memungkinkan deteksi berkelanjutan dan verifikasi silang.
Walau drone terbang rendah atau berukuran kecil, pelacakan fusi di berbagai platform tetap menjaga situational awareness yang andal.

b. Pertahanan Berlapis Hemat Biaya

Selain mengandalkan rudal mahal, sistem berlapis dapat mencakup:

  • Radar jarak pendek kompak untuk peringatan lokal,
  • Laser atau jammer elektronik sebagai respons soft-kill,
  • Perangkat lunak C2 cerdas yang mengalokasikan sumber daya intercept secara dinamis.

c. Manufaktur Lokal & Ketahanan Rantai Pasok

Kampanye Rusia menyoroti ketergantungan pada komponen impor—banyak di antaranya berasal dari Asia.
Bagi negara ASEAN, membangun kapasitas produksi radar dan sensor dalam negeri memperkuat kemandirian strategis sekaligus kecepatan respon.


3. Dampak bagi Sektor Sipil dan Maritim

Di luar ranah militer, prinsip saturasi drone juga berdampak pada aplikasi radar sipil seperti:

  • Perlindungan perikanan,
  • Pemantauan pesisir,
  • Pertahanan perimeter pelabuhan,
  • Pengawasan infrastruktur kritis.

Seluruh domain tersebut menuntut pelacakan multi target, tingkat false alarm rendah, dan alert otomatis.
Sistem seperti Ray Shield Fisher Guardian dan Ray Shield Coastal Network telah menerapkan logika pertahanan terintegrasi—memberikan cakupan radar yang dapat diskalakan tanpa sepenuhnya bergantung pada perangkat optik maupun tenaga manusia.


4. Ke Depan: Dari Ukraina ke Perairan ASEAN

Seiring lingkungan udara dan laut Asia Tenggara semakin kompleks, pengembang radar dan sensor harus bersiap menghadapi skenario saturasi nirawak—bukan sebagai ancaman jauh, melainkan realitas yang mulai muncul.
Pertahanan masa depan akan bertumpu pada:

  • Arsitektur radar fleksibel yang mampu beroperasi dalam jaringan,
  • Klasifikasi target berbasis AI,
  • Kerangka data regional bersama antar penjaga pantai dan lembaga pertahanan.

Kampanye Shahed bukan sekadar cerita Eropa—melainkan peringatan sekaligus peluang bagi negara pesisir di seluruh dunia.


Yang @ Lakeda Intelligence Editorial Team
Wuhan Lakeda Radar
www.lakedaradar.com